Alkisah, Ada seorang wanita yang datang ke seorang ulama besar. Ia ingin berkonsultasi tentang suatu permasalahan yang ia hadapi. Ketika wanita tadi sedang asyik bercerita, tiba-tiba dia mengeluarkan suara “kentut” yang cukup keras. Merahlah raut muka perempuan tadi. Ia sangat malu. Apalagi ia kentut di hadapan ulama besar.
Sang ulama pun bertanya kepada wanita itu,” Anda tadi bertanya apa? saya tidak mendengarnya. ulangi lagi dengan keras. wanita itupun mengulangi pertanyaanya dengan lebih keras dari sebelumnya. namun lagi-lagi ulama besar itu mengatakan,” Apa pertanyaanmu? saya tidak mendengarnya. ulangi dengan keras. saya ini agak tuli.
Perasaan wanita itupun lega.” kalau suara saya aja gak dengar, apalagi suara kentut saya tadi” ujarnya dalam hati. Setelah permasalahannya selesai, wanita itupun pulang dengan penuh semangat dan ceria. padahal ketika dia tadi kentut, ia merasa sangat malu dan menyesal.
Itulah yang dilakukan oleh ulama yang mengerti akan ummatnya. Beliau bernama Hatim. Namun setelah kejadian tadi, tersebarlah ke masyarakat bahwa Syekh Hatim telah tuli. oleh karena itu beliau terkenal dengan sebutan Hatim Al A’sham. Al A’sham artinya tuli.
Setelah wanita itu meninggal, barulah Hatim mengatakan kepada masyarakat hal yang sebenarnya bahwa ia tidaklah tuli. Ia hanya berpura-pura tuli hanya karena ingin menjaga harga diri dan perasaan wanita yang kentut di depannya.
Subhanallah, inilah yang seharusnya dijaga oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. jangankan kita menjaga harga diri teman, kita mungkin akan menertawakan atau mengucilkan orang yang kentut di sekitar kita. atau dalam hal lain, kita sering merendahkan orang lain.
JANGAN LUPA LIKE ,KOMENTAR DAN KASIH TAU TEMAN YA .. ^_^
JANGAN LUPA LIKE ,KOMENTAR DAN KASIH TAU TEMAN YA .. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar